Kembalikan Habitat Penyu Lekang


Pada hari Senin, tanggal 21 Agutsus 2021 telah dilaksanakan kegiatan pelepasliaran tukik atau anak penyu jenis penyu lekang di Pantai Sodong, Cilacap. Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh PT Pertamina Regional Jawa Bagian Tengah berkolaborasi dengan BKSDA Jawa Tengah dan kelompok konservasi penyu Nagaraja. Pelepasliaran penyu sendiri merupakan kegiatan untuk mendukung pengelolaan kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Selok, Karangbenda, Cilacap.

Pelepasliaran tukik atau anak penyu dilaksanakan setelah dilakukan upaya penetasan telur secara semi alami di Konservasi Penyu Nagaraja. Jenis penyu lekang ini memiliki keunikan yakni sifatnya yang pemberani, yang membuat penyu jenis ini dapat bertelur di waktu siang hari dan di tempat yang ramai. Setelah bertelur, induk penyu akan segera kembali ke habitat mereka. Maka dari itu risiko penetasan telur secara alami menjadi rendah karena keberadaan telur-telur yang terletak di lokasi keramaian terlebih telur-telur penyu ini memiliki nilai ekonomis untuk dijual. Hal tersebut merupakan salah satu latar belakang yang mendasari terbentuknya kelompok konservasi Nagaraja.

Kepala BKSDA Jawa Tengah, Darmanto mengungkapkan, Penyu Lekang merupakan salah satu satwa dilindungi di Indonesia sehingga pelepasliaran tukik penyu lekang ke habitatnya diharapkan bisa melestarikan populasi penyu di alam.

“Sebagai satwa perairan bermigrasi, mereka akan kembali ke darat untuk bertelur. Oleh karena itu, kita perlu menjaga habitat-habitat tempat bertelur yang disukai penyu. Tidak membuang sampah ke laut, jangan memakan telur penyu merupakan upaya yang bisa kita lakukan untuk menjaga kelestariannya,” ungkap Darmanto.

Upaya dukungan terhadap program konservasi ini merupakan wujud nyata dari komitmen Pertamina dalam mendukung pelestarian keanekaragaman hayati. Dalam pelaksanaan konservasi penyu ini Pertamina tidak lupa melibatkan masyarakat setempat dalam pengelolaannya. Sehingga disamping mendukung terjaganya keseimbangan ekosistem, Pertamina juga melakukan pemberdayaan masyarakat setempat melalui kelompok konservasi penyu ini.

"Program konservasi penyu ini merupakan bentuk komitmen Pertamina dalam pelestarian lingkungan di wilayah operasinya. Pertamina bukan hanya berperan dalam pengembangan infrastruktur konservasi, namun turut pula bersama Kelompok Nagaraja untuk membentuk program yang berkelanjutan. Bukan hanya melepasliarkan, tapi turut merancang system edukasi terkait kegiatan konservasi ini, kepada masyarakat sekitar pantai dan kepada pihak lainnya" penutup dari Unit Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Pemasaran Regional Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho.  

Sejak tahun 2019 hingga saat ini, total tukik yang telah dilepasliarkan oleh Pertamina bersama BKSDA dan Kelompok Nagaraja mencapai 444 tukik penyu lekang. Hingga saat ini kelompok konservasi penyu masih terus melakukan penyelamatan telur-telur penyu hingga tahapan yang dilakukan meliputi evakuasi telur penyu, proses penetasan secara semi alami kurang lebih 47 hari, kemudian dilakukan proses perawatan selama satu hingga tiga bulan sebelum akhirnya dilepasliarkan ke habitatnya. Dengan adanya kolaborasi dari Pertamina RJBT, BKSDA Jawa Tengah, Forkompincam Adipala serta KODAM 4 Diponegoro Jawa Tengah dan pelibatan masyarakat setempat, diharapkan program konservasi penyu Nagaraja ini dapat menjadi program yang berkelanjutan dan memberikan dampak terhadap pengembalian ekosistem habitat penyun lekang dan satwa liar dilindungi lainnya.